Logika
Logika
dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM),
filsuf
Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita
isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam
semesta. Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian
disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik
kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air
adalah jiwa segala sesuatu.
Pada masa
Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi
yang berangkat dari proposisi yang benar,
dan dialektika yang
secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih
diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.
Buku Aristoteles to Oraganon
(alat) berjumlah enam, yaitu:
- Categoriae menguraikan pengertian-pengertian
- De interpretatione tentang keputusan-keputusan
- Analytica Posteriora tentang pembuktian.
- Analytica Priora tentang Silogisme.
- Topica tentang argumentasi dan metode berdebat.
- De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir.
Istilah
logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada
masa Galenus (130 M
- 201 M)
dan Sextus Empiricus 200 M,
dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode
geometri. Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni
diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679)
dengan karyanya Leviatan dan
John Locke (1632-1704)
dalam An Essay Concerning Human Understanding. Francis Bacon (1561
- 1626) mengembangkan logika induktif yang
diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum. Lalu logika
diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:
- Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
- George Boole (1815-1864)
- John Venn (1834-1923)
- Gottlob Frege (1848 - 1925)
Lalu Chares
Sanders Peirce (1839-1914),
seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di John Hopkins University,melengkapi logika
simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce's
Law) yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general
theory of signs).
Puncak
kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913
dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya
bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914)
dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).
Logika simbolik lalu diteruskan
oleh Ludwig Wittgenstein (1889-1951),
Rudolf Carnap (1891-1970),
Kurt Godel (1906-1978),
dan lain-lain.